Minggu, 30 Desember 2007
LOWONGAN KERJA
bisa gabung dengan kami kirim lamaran dan cv ke alamat daniel_caramoy@yahoo.com
posisi SLD untuk di tempatkan di luar kota dengan syarat utama punya kendaraan roda dua
Senin, 24 Desember 2007
Jumat, 21 Desember 2007
ceria Jambi
JAMBI – Target PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia agar semua masyarakat bisa memiliki produk telepon Ceria tampaknya akan semakin jadi kenyataan. Tak hanya mengusung tarif nelpon super hemat Rp 100 rupiah per menit ke seluruh Indonesia sesama Ceria, namun juga memnawarkan harga pesawat telepon yang sangat terjangkau yaitu Rp 299 Ribu.
Firmansyah Trianto, Asisten Manager Marketing Comunication (AMMC) PT Sampoerna Ceria Telekomunikasi Jambi, kepada Jambi Ekspres kemarin menyebutkan, harga ini merupakan harga promosi yang dikeluarkan Ceria sejak 15 September lalu agar masyarakat kian mudah memiliki Ceria. “Dari harga normal Rp 399 Ribu, kini menjadi Rp 299 Ribu dan sudah termasuk kartu Ceria dan pulsa, dengan dana segitu Ceria sudah Kriing,” ujar Firmansyah.
Berkomunikasi sekarang bukan lah lagi jadi persoalan sulit, Ceria selain menawarkan harga super terjangkau juga didukung oleh teknologi telekomunikasi unggulan Ceria, jadi setiap pemancar sinyal Ceria dapat menjangkau wilayah yang lebih luas dari pemancar sinyak GSM atau CDMA lainnya.
Firmansyah menyebutkan, ada banyak alasan lainnya mengapa telepon rumah Ceria patut dipilih, selain harga terjangakau dan tarif hemat serta harga pesawat telepon yang sangat terjangkau, Ceria juga memiliki keunggulan lain dimana satu nomor bisa dipakai di berbagai ratusan kota di seluruh Indonesia, tanpa perlu mengganti kartu telpon.
Selain itu kualitas telepon Ceria juga sangat terjamin, bergaransi 12 bulan dan layanan 24 jam untuk setiap keluhan atau pertanyaan.
Ceria juga merupakan telpon rumah tanpa abonemen, tidak ada biaya bulanan, biaya yang harus dikeluarkan cukup sesuai dengan pemakaian berkomunikasi. Menariknya lagi, Ceria merupakan telepon rumah yang dilengkapi fitur-fitur layaknya fitur HP. Bisa digunakan untuk sms, menyimpan 250 nomor telepon, ganti ringtones, menggunakan baterai, melihat identitas penelepon dan fitur-fitur lainnya.
Soal pulsa, semua lengkap, mulai dari harga Rp 5.000 hingga Rp 100.000. Lantas bagaimana pula dengan sinyal Ceria?. Kemarin Firmansyah menjelaskan, di seluruh kabupaten dan kota Jambi, Ceria telah dilengkapi 23 BTS plus frame tambahan yang memperkuat sinyal dan menjernihkan suara saat berkomunikasi. Jumlah BTS yang ada telah pula menjangkau seluruh penjuru dan pelosok daerah yang ada di Provinsi Jambi. Artinya, berkomunikasi benar-benar tak punya hambatan lagi jika anda bersama Ceria.(dpc)
Info product ceria
Berbasis ’CDMA’, Tarif Rp5,7 per DetikDUMAI—Selain dikenal sebagai perusahaan produsen rokok mild terbesar di Indonesia, PT HM Sampoerna (Tbk) melalui anak perusahaannya PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI) meluncurkan telepon rumah tanpa kabel berbasis Code Division Multiple Acces (CDMA) yang setakat ini sudah dipasarkan di Dumai, Duri dan sekitarnya.
Menurut MCO ‘Ceria’ wilayah Bengkalis dan Dumai, Diggo kepada Dumai Pos, akhir pekan kemarin, dari hasil pengecekan yang dilakukan pihaknya, untuk Dumai signal telpon rumah tanpa kabel itu masih dapat dijangkau dari Basilam Baru, Pelintung, Tenggayung, Sepahat, Simpang Bangko dan Duri. ‘’Kita mengetahui banyak masyarakat Dumai dan sekitarnya sudah lama meidam-idamkan agar rumahnya ada telpon. Tapi, karena ada beberapa hal keinginan itu belum terwujud. Nah, ‘Ceria’ merupakan solusinya. Sebab, untuk mewujudkan impian itu sangat mudah, konsumen cukup mendatangi outlet atau pihak yang telah kita tunjuk, dan di Dumai sendiri outletnya sudah ada. Selanjutnya dengan hanya membayar Rp399 ribu, mereka bisa membawa pulang pesawat telepon, langsung bisa digunakan,’’ jelasnya. Lebih lanjut eksekutif muda itu menjelaskan, ‘Ceria’ juga memberikan fasilitas atau kemudahan bagi konsumen. Diantaranya, sebut dia menambahkan, kapasitas buku telpon, yakni kartu itu dapat menyimpan hingga 250 nama dan nomor telpon. Artinya, konsumen tidak perlu repot-repot lagi mencatat nama berikut nomor telpon relasi mereka. ‘’’Ceria’ juga dilengkapi fasilitas SMS baik mengirim atau menerima dalam bentuk teks, termasuk kemampuan untuk menyimpan 50 SMS. Disamping pesan suara atau voice mail,’’ terangnya. Kelebihan lain, masih kata dia, ‘Ceria’ dilengkapi layanan salam pribadi, yaitu pengguna telepon rumah tanpa kabel ini memmungkinkan untuk merekam salam pribadi saat yang bersangkutan tidak dapat dihubungi. Keuntungan lain, tambahnya lagi, pelanggan dapat melakukan penggilan internasional melalui Sambungan Langsung Internasional (SLI). Diggo menambahkan, ‘Ceria’ juga memanjakan konsumennya melalui fasilitas lainnya. Seperti, Caller Line Identification Restriction atau CLI-R, layanan itu memungkinkan konsumen untuk menyembunyikan nomor ‘Ceria’ dilayar telepon. Disamping dilengkapi dengan tehnologi Caller Line Identification Restriction Over (CLIR-O), yakni pengguna menampilkan penelpon yang menggunakan layanan CLI-R. ‘’Selain itu, ‘Ceria’ juga dilengkapi nada tunggu atau Call Waiting. Artinya, kita memberikan kemudahan-kemudahan atau keperluan yang memang dibutuhkan mereka,’’ ujarnya. Menyinggung pulsa, lanjut Diggo, harga yang ditawarkan ‘Ceria’ sangat ekonomis, notabene bisa dijangkau oleh segala lapisan masyarakat. Dicontohkannya, sesama ‘Ceria’ maka Rp5,7 per detik. Sementara, ke seluler (lokal, red) cuma Rp16,6 per detik, dengan menggunakan sistim real time. Artinya, tambah dia, tarif percakapan dihitung berdasarkan detik. Untuk Riau sendiri, lanjutnya menambahkan, selain Dumai dan Duri, maka ‘Ceria’ sudah tersedia di Pekanbaru, Tembilahan dan Rengat. Dan telepon tanpa kabel ini sudah merambah lebih dulu di Pulau Jawa, Bali dan NTB. Disamping, Sumatera Selatan, Jambi , Lampung, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Aceh. (amb/yon)
Kamis, 20 Desember 2007
Sampoerna Ceria targetkan 100 ribu Pelanggan di Riau
PEKANBARU—Pada tahun 2007 ini, PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (Sampoerna Telkom) yang produknya diberi nama ‘Ceria’ menargetkan sebanyak 100 ribu pelanggan khusus di Provinsi Riau. Target ini dinilai tidak terlalu muluk karena pangsa pasar telekomunikasi Indonesia masih sangat menjanjikan, terutama untuk daerah yang selama ini belum terlayani oleh operator telekomunikasi yang ada.
Hal ini diungkapkan Head of Regional Sales Manager PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI), Hamid Perwira dalam acara konferensi pers dan launching (peluncuran produk) layanan baru platform teknologi CDMA 2000 1x ‘Ceria’, Selasa (22/5) di Hotel Aryaduta, Pekanbaru.
Menurut Hamid, Sampoerna Telkom merupakan salah satu dari 11 perusahaan telekomunikasi yang saat ini telah beroperasi di Indonesia dan merupakan satu-satunya operator yang memiliki lisensi nasional untuk menyelenggarakan layanan telekomunikasi seluler di frekuensi 450 MHz.
Dengan memadukan spektrum frekuensi 450 MHz dan teknologi CDMA 2000 1x, Sampoerna Telkom memiliki berbagai keunggulan, terutama dalam hal jangkauan (coverage) dan efisiensi penggunaan spektrum frekuensi (kapasitas). Sehingga mampu menyediakan akses telekomunikasi dengan biaya yang hemat sampai ke daerah-daerah yang sebelumnya tidak terjangkau atau tidak terlayani dengan baik.
Lebih lanjut dikatakan Hamid, Ceria memiliki jangkauan sinyal hingga kurang lebih 50 kilometer dengan kapasitas suara lebih besar dan transfer data yang lebih cepat. ‘’Nilai tambah Ceria antara lain, harga terjangkau yang meliputi perangkat pesawat telepon dan tarif penggunaan yang bersaing, jujur (real time). sederhana, handal, memahami yang penting bagi konsumen dan fitur-fitur yang canggih (jangka panjang),’’ ungkapnya.
Adapun segmen yang dibidik layanan seluler Sampoerna Telkom adalah masyarakat menengah ke bawah, terutama yang berada di daerah pedesaan atau pemukiman-pemukiman baru. Selain itu, Ceria juga menawarkan layanan berkualitas tinggi kepada para pengguna layanan telekomunikasi yang saat ini belum terlayani dengan baik. Ceria akan menjadi sahabat setiap insan dan keluarga Indonesia yang membawa kegembiraan dan kebahagiaan kapan pun dan di mana pun.
Sampai saat ini, Ceria yang mempunyai slogan ‘kini giliranmu’ telah diluncurkan di Provinsi Lampung, Bali, Lombok, Sumsel, Jambi, Riau dan Jawa Timur. Dan pada 2007 ini, layanan Ceria akan diperluas jaringannya hingga mencakup seluruh Sumatera dan Jawa. Khusus di Riau, Ceria telah hadir hampir di seluruh kabupaten/kota dan bagi daerah yang belum, Ceria akan segera hadir dan melayani kebutuhan komunikasi seluruh masyarakat di Provinsi RiauSTI sebelumnya dikenal dengan nama Mandara Telepon Seluler, operator seluler berteknologi CDMA dan beroperasi pada pita frekuensi 450 MHz. Mandara adalah bentuk baru dari Mobisel, operator seluler berbasis teknologi NMT (Nordic mobile telephone). STI yang memiliki merek dagang Ceria dan Neon tersebut telah memperluas layanannya hingga ke Sumatra Selatan, Jambi, Riau, Palembang, Baturaja, Lahat, Lubuk Linggau, Jawa Timur dan Jawa Tengah hingga akhir tahun lalu. Pada saat yang sama Sampoerna juga telah memberikan layanan telekomunikasi di wilayah Jambi (Bangko dan Muarabungo) dan Provinsi Riau (Pekanbaru, Dumai, Rengat dan Tembilahan). Sebelumnya operator tersebut telah menjangkau Provinsi Lampung, Bali, dan Lombok. Sementara awal Oktober akan segera menjangkau Provinsi Sumatra Selatan, Jambi, Riau dan disusul kemudian Provinsi Jawa Timur dan Jateng. Hingga pertengahan tahun lalu, jumlah pelanggan STI telah mencapai 39.000 sambungan Ceria CDMA (digital) dan masih ada sekitar 3.000 Neon NMT (analog) yang tersebar di daerah pedesaan.
STI menyatakan bahwa Telkom telah mempermudah ketersambungan telekomunikasi STI di semua cakupan layanannya. GM Intercarrier STI Soewito mengatakan pihaknya telah menerima pembukaan interkoneksi dari Telkom sehingga dapat segera melakukan ekspansi jaringan di Jabar, Jatim, Yogyakarta, Bali, Lombok, Lampung, Riau, Jambi dan Sumsel. “Kemudahan interkoneksi tersebut membuat Sampoerna menargetkan bisa meraih 750.000 pelanggan seluler baru tahun ini dari sebelumnya yang hanya sekitar 110.000 tahun lalu,” ujarnya. Soewito juga mengungkapkan seluruh operator telah menjalankan kerja sama interkoneksi secara baik dan tidak ada kendala yang berarti sejak 1 Januari.
CDMA CERIA
Iklan Ceria Sampoerna Telekomunikasi di Televisi: akankah mendongkrak image? Sampoerna Telekomunikasi sebagai pemain baru dalam industri telekomunikasi Indonesia mempunyai positioning yang tepat di arena persaingan yang begitu ketat. Tepat karena Sampoerna Telekomunikasi mengambil segmen yang sangat spesifik. Dengan merek Ceria, Sampoerna Telekomunikasi telah siap meramaikan pasar telepon tanpa kabel. Akhir-akhir ini, Ceria mulai menggunakan media elektronik untuk berkampanye.
Kepopuleran Dewi Persik sebagai penyanyi dangdut rupanya telah menarik perhatian Sampoerna Telekomunikasi untuk dijadikan endorsers dalam iklannya. Sampoerna Telekomunikasi berusaha untuk memadukan antara produk atau image perusahaan, karakteristik kalayak sasaran, dan kepribadian Dewi Persik. Image Dewi Persik dimata Sampoerna Telekomunikasi begitu penting karena kemampuannya dalam menarik perhatian kalayak. Jika kita mencoba telusuri peran Dewi Persik dalam iklan Ceria di televisi, si Selebriti mempunyai arti penting sebagai ”wakil dari kalayak sasaran” karena lagu dan sosoknya sangat populer di kalangan kalayak tertentu (kalayak sasaran Sampoerna Telekomunikasi).
Arti kehadiran Dewi Persik didukung dengan latar iklan di daerah pedesaan dengan mobil bercorong (pengeras suara). Kemudian dengan keberadaan dan image Dewi Persik ditransfer ke produk Sampoerna Telekomunikasi. Akhirnya, keberadaan Dewi Persik yang dilekatkan dengan produk Sampoerna Telekomunikasi ditransfer ke konsumen. Dalam proses komunikasi, tahap transfer produk (dengan endorsers) ke konsumen adalah komplek dan susah untuk dicapai. Jika menganalisa pada tahap tersebut, iklan Sampoerna Telekomunikasi dengan endorsers Dewi Persik mempunyai potensi resiko yang berimplikasi pada image produk.
Tujuan menciptakan awareness dikalangan kalayak sasaran berpotensi menimbulkan sikap negatif terhadap merek atau image perusahaan. Kita tahu bahwa akhir-akhir ini, Dewi Persik selalu menghiasi berita selebriti di berbagai stasiun televisi. Pemberitaan negatif akan membawa efek negatif bagi produk yang diiklankan. Ditambah lagi, pementasannya di salah satu daerah di Jawa Timur (ditayangkan di salah satu stasiun TV) memberi kesan bahwa aksi panggung Dewi Persik sangat jauh dari nilai-nilai sosial dan budaya yang selama ini dianut oleh kalayak sasaran Sampoerna Telekomunikasi. Dalam aksinya, Dewi Persik menampilkan gerakan erotis bak ”jablai”. Kemunculan Dewi Persik di berbagai stasiun televisi dan berbagai komentarnya membuktikan bahwa perilaku si endorsers tidak stabil.
Salah besar apabila ada anggapanbahwa exposure Dewi Persik di berita selebriti membantu efektivitas iklan Sampoerna Telekomunikasi dalam menciptakan awareness. Dalam proses komunikasi hubungan antara beliefs, attitudes, dan behavior sangat penting bagi marketer karena hubungan tersebut memberikan indikasi kesuksesan strategi pemasaran. Jika iklan sukses dalam menciptakan positive beliefs (dalam hal ini Sampoerna Telekomunikasi memberikan solusi bagi penduduk sub urban untuk menikmati komunikasi mudah) terhadap merek, kemungkinan kalayak sasaran akan mengevaluasi merek secara positif dan memutuskan untuk membelinya. Kepuasan dengan merek memperkuat sikap positif dan meningkatkan kemungkinan kalayak sasaran akan membeli. Dalam memproses informasi, kalayak sasaran akan mencapai keseimbangan antara beliefs dan feeling (evaluasi). Disinilah letak kemungkinan penggunaan Dewi Persik sebagai endorsers beresiko. Jika salah satu dari ketiga unsur (produk atau image perusahaan, kalayak sasaran, dan Dewi Persik) terdapat inkonsistensi, kalayak sasaran akan merubah sikap mereka menuju kepada struktur kognitif yang lebih harmoni. Artinya, ketika sikap kalayak sasaran negatif terhadap Dewi Persik dan positif terhadap Sampoerna Telekomunikasi akan cenderung merubah sikap kalayak sasaran terhadap perusahaan atau merek.
Disinilah kemungkinan resiko bakal terjadi. Kalayak sasaran akan menganggap merek Ceria sama dengan kepribadian Dewi Persik. Kasus yang pernah terjadi di Indonesia adalah Aa Gym. Begitu beliau memutuskan poligami, banyak ibu rumah tangga ataupun remaja putri memutuskan tidak lagi mengidolakan sosok Aa Gym. Kasus seperti ini juga terjadi pada perusahaan Pepsi (Mike Tyson kasus KDRT, Michael Jacson kasus pelecehan sexual), Pizza hut (Dennis Rodman karena perilaku yang tidak stabil). Dalam pemilihan endorsers seharusnya memperhatikan keserasian antara selebriti dengan kalayak sasaran dan produk/jasa atau merek, image selebriti secara keseluruhan, biaya kontrak selebriti, dapat dipercaya, resiko dari kontroversi, dan kepopuleran selebriti dikalangan kalayak sasaran. Pemilihan selebriti juga tidak didasarkan hanya pada intuisi tetapi data penelitian dan tipe informasi lainnya untuk memilih selebriti sebagai endorsers.
Berdasarkan uraian di atas, penggunaan Dewi Persik sebagai endorsers dalam iklan Ceria beresiko terhadap pembentukan sikap positif terhadap merek atau image perusahaan. Namun demikian, kita patut memberikan apresiasi terhadap konsep iklan Sampoerna Telekomunikasi karena iklannya mempunyai point of different diantara iklan pemain telekomunikasi lainnya di televisi. Iklan Sampoerna Telekomunikasi sangat jelas sekali medefinisikan positioning dan menentukan identitasnya. (Pradopo, penerima beasiswa Sampoerna S-2 Bisnis Tahun 2005)